Senin, 22 Agustus 2011

HIDUP ADALAH SEBUAH PERJALANAN

Dulu, ada seorang raja yang mengatakan pada seorang penunggang kuda, bahwa jika dia bisa menjelajahi daerah seluas apapun, maka raja akan memberikan kepadanya daerah seluas yang sanggup dijelajahinya itu. Kontan si penunggang kuda itu melompat ke punggung kudanya dan melesat secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin. 

Dia melaju dan terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin. Ketika lapar dan letih, dia tidak berhenti untuk makan dan minum karena dia
ingin memiliki tanah yang maha luas.

Akhirnya tibalah ia pada suatu tempat setelah berhasil menjelajahi daerah cukup luas, tetapi ia sudah sangat lelah dan hampir mati. Lalu dia berkata terhadap dirinya sendiri, "Mengapa aku paksa diri begitu keras untuk menguasai tanah y
ang seluas ini? Kini aku sudah sekarat dan hampir mati, dan aku ‘hanya’ butuh tanah seluas 2 METER untuk menguburkan diriku sendiri.

Cerita ini mirip dengan perjalanan hidup kita. Kita cenderung memaksa diri sangat keras tiap hari untuk mencari uang, kekuasaan, dan keyakinan diri. Kita cenderung mengabaikan kesehatan kita, waktu bersama keluarga, dan kesempatan mengagumi keindahan di sekeliling kita, hal-hal y
ang ingin kita lakukan. 

Kita cenderung mengabaikan kehidupan rohani kita. Kita cenderung tidak memikirkan dengan serius hidup kita sesudah mati. Anda percaya ada kehidupan sesudah mati? Suatu hari ketika kita menoleh ke belakang, “kita akan melihat betapa kita tidak membutuhkan sebanyak itu, tapi kita tidak mampu memutar mundur waktu atas semua hal y
ang tidak sempat dilakukan”.

(sumber: http://jackprise.blogspot.co.id/2010/07/61-hidup-hanya-sebuah-perjalanan.html)


“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Q.S. Al-Ankabuut: 64)

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (Q.S. Al-An’aam: 32)

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-Baqarah: 281)


Maka dengan tulus dari kesadaran diri masing-masing, luangkanlah waktu memikirkan sejenak mengenai “Perjalanan Hidup Sesudah Mati”. Karena kehidupan setelah kematian adalah kehidupan yang ‘sesungguhnya’ (Q.S. Al-Ankabuut: 64), bukankah kehidupan di bumi ini memiliki relativitas waktu sangat mendekati (nyaris) NOL jika dibandingkan dengan waktu akhirat? (‘SEKEJAP’ SAJA!). Lagi pula kesenangan dunia hanyalah tipuan yang memperdaya (DUNIA = KESENANGAN SEMU YANG AMAT PAYAH), dan cuma sekadar senda gurau & main-main saja (Q.S. Al-An’aam: 32).

Dan ketika permulaan Hari Kiamat telah datang (KIAMAT DALAM SAINS & ISLAM (Bagian 1)KIAMAT DALAM SAINS & ISLAM (Bagian 2)), maka ‘Hari Penyesalan’ tiba. “Semua manusia diliputi rasa gelisah dan penderitaan yang tidak terperi dan tak kuasa menahannya” (penggalan H.R. Bukhari Muslim). Kengerian yang amat menusuk (KENGERIAN TERAMAT SANGAT HARI KIAMAT!). Perhitungan dan pembalasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakan (Q.S. Al-Baqarah: 281), sangat sempurna dan kekal (TAK 'KAN TERBAYANG LAMANYA WAKTU AKHIRAT!), ~~~

*Mari kita renungkan kembali isi dari setiap judul tulisan di atas.

Dan semoga kita tidak termasuk orang-orang yang melalaikan peringatan:

“Maka tatkala mereka ‘melupakan peringatan yang telah diberikan’ kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, KAMI SIKSA MEREKA DENGAN SEKONYONG-KONYONG, MAKA SEKETIKA ITU MEREKA TERDIAM BERPUTUS ASA.“ (Q.S. Al-An’aam: 44)

Akhir kata,
“Ilmu pasti bukanlah 1+1=2, tetapi sebenar-benar ilmu pasti adalah kematian dan Hari Kiamat”.

Jumat, 05 Agustus 2011

TAK 'KAN TERBAYANG LAMANYA WAKTU AKHIRAT!

-------------------------------------------------
“Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya. Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah. Sebagai pambalasan yang setimpal.” (An Naba': 23-26)

Rasulullah saw. bertanya kepada Jibril: "Apakah Huqub itu?" Lalu Jibril menjawab, "Yaitu masa 4000 TAHUN." Rasulullah saw. bertanya lagi, "Dalam 1 tahun ada berapa bulan?" Jibril menjawab: "Yaitu ada 4000 BULAN". Rasulullah saw. bertanya, "Dalam 1 bulan ada berapa hari?" Malaikat Jibril menjawab, "Yaitu ada 4000 HARI". Rasulullah saw bertanya: "Dalam 1 hari ada berapa jam?" Jibril menjawab, "Yaitu ada 70.000 JAM, dan setiap jamnya itu SAMA DENGAN waktu SETAHUN dari tahun di dunia.”

(ditulis dari buku PERJALANAN HIDUP SESUDAH MATI - Menyingkap Tuntas Adanya Kehidupan Di Alam Akhirat, hlm. 366)
-------------------------------------------------

Perhitungan:
Jadi, 1 Huqub = 4000 x 4000 x 4000 x 70000 tahun
= 4.480.000.000.000.000 tahun = 4.480 triliun tahun!
(Allahuakbar! Angka ini sungguh bukan main-main besarnya, jumlah seluruh pendapatan negara Indonesia dalam 1 tahun saja tidak pernah mencapai angka sebesar itu, padahal itu adalah satuan mata uang, sedangkan ini adalah satuan waktu, ditambah lagi dengan satuan ‘tahun’, Ya Allah jauhkanlah kami dari azab dan kemurkaan-Mu)
= 4000 x 4000 x 4000 x 70000 x 365 x 24 jam
= 1.635.200.000.000.000.000 hari = 1.635.200 triliun hari
= 39.244.800.000.000.000.000 jam = 39,244 milyar x 1 milyar jam!

“ITU BARU 1 HUQUB”, padahal banyaknya bilangan huqub TIDAK akan dapat ditulis dan TIDAK akan pernah selesai ditulis.

Jika dikalkulasi, waktu dunia seperti ‘TIDAK PERNAH ADA’ atau bisa dibilang NOL. Sebab, angka berapapun jika dibagi dengan bilangan tak terhingga, hasilnya ≈ NOL. Sesuai dengan tulisan sebelumnya dengan judul SATU CELUPAN SAJA!!”, didapati bahwa orang PALING BAHAGIA di dunia pun (dari manusia pertama hingga terakhir) jika dicelupkan sejenak saja di neraka, maka “semua kenikmatan” dunia yang ia dapat seakan hilang tidak pernah ada.

Akhir kata, “dunia/akhirat ≈ NOL”.

Semoga ia menjadi peringatan dan pelajaran bagi kita semua, wahai orang-orang mu’min.


Melengkapi tulisan terkait sebelumnya:
2.       ‘SEKEJAP’ SAJA!
3.       SATU CELUPAN SAJA!