Pada kesempatan yang dahulu, telah disampaikan tulisan utama mengenai ini. Sudahkah kita menerapkannya??? :)
link: TIPS RAHASIA KHUSYU’ DALAM SHOLAT
Sedikit mengingatkan kembali, tulisan yang lalu yaitu terkait tips rahasia khusyu’ tingkat dasar dimana sholat dilakukan dengan 2 penjuru utama yang terbagi ke dalam 6 penjuru, yaitu: penjuru Allah, Surga, Neraka, Malaikat Raqib, Malaikat ‘Atid, dan penjuru Malaikat Pencabut Nyawa. Dilakukan dengan ‘Total Memory Technique’ untuk memudahkan.
Kali ini akan dibahas lebih lanjut:
Tips rahasia tingkat lanjut berikut berlaku bila kita sholat dalam ‘suasana’/ keadaan sekitar yang tidak tenang atau ada ‘orang lain’/ gangguan/ bunyi. Atau ada orang lain yang berada di area (di dalam ruangan) tempat kita sholat yang mungkin dapat ‘mengalihkan/ memainkan’ perasaan & ‘kemurnian’ sholat. Misal (sekadar contoh):
# Ketika selesai sholat berjamaah di masjid dan kita hendak melakukan SHOLAT SUNNAH namun masih ada orang yang berdzikir/ shalat di dalam masjid tersebut (termasuk untuk shalat tahiyyatul masjid).
# Kita sholat di barisan shaf belakang sehingga mereka yang selesai sholat dan dzikir akan MELEWATI SHAF kita (meskipun jaraknya 5 meter lebih, tetapi pasti melewati shaf kita karena shaf itu dari ujung ke ujung dinding masjid).
# Apapun keadaan jika dimungkinkan ada orang lain di area/ ruangan kita sholat, baik itu di masjid maupun di rumah meskipun tips ini lebih sering digunakan di ‘masjid’.
# Termasuk pula menjadi ‘imam shalat’, terutama jika makmumnya banyak*.
*Dalam jumlah jamaah yang besar (makmum sangat banyak), baik imam maupun makmum sebaiknya memakai tips ini [karena hari Kiamat nanti pun akan dibagi berbaris-baris, tiap baris sepanjang langit dan bumi], untuk jumlah jamaah yang sedang: bersifat optional, dan untuk jumlah jamaah kecil: tetap memakai tips utama)
Pada keadaan tersebut kadang tingkat khusyu’ seseorang menurun. Entah karena kurang tenang, ATAU ada gerakan langkah yang mengganggu, ATAU merasa dilihat, ATAU syetan merampas sholat seseorang sehingga terjebak dalam riya’, ATAU malah memperbagus dan memperlama sholat karena dilihat?
(dalam hal ini termasuk kondisi dimana seseorang menjadi ‘imam shalat’, menjadi imam tidak boleh lama, Nabi MELARANG SANGAT KERAS itu (Al-Hadits), apalagi jika makmumnya terdiri dari berbagai macam kalangan serta usia. Jadi, janganlah sholat kita pada kondisi-kondisi di atas sengaja diperlama. Dan sebaiknya sholat saat kita menjadi imam tidak lebih lama dengan saat kita sholat sendiri [termasuk shalat sunnah].)
Karena pada kondisi-kondisi di atas biasanya menjadi tidak lebih khusyu’ dari kondisi lazim. Maka tips yang terdahulu menjadi ‘berkurang khasiatnya’. Sehingga penulis berpandangan akan lebih baik menggunakan tips berikut:
1. kita sedang berada di Padang Mahsyar, saat dimana seluruh manusia dikumpulkan. Dimana visualisasi didasarkan pada tulisan yang lalu, yaitu “KENGERIAN TERAMAT SANGAT HARI KIAMAT!” (TERMASUK di dalamnya hisab & mizan). Setiap manusia hanya akan memikirkan diri sendiri, tidak akan peduli dengan orang lain. Bahkan hadits menyatakan bahwa saking ngerinya hari Kiamat, manusia yang satu tidak akan ‘melihat’ manusia yang lain (termasuk lawan jenis), PADAHAL waktu itu semua laki-laki dan perempuan dalam keadaan telanjang total. Ada yang duduk maupun berdiri maupun melewati kita tidaklah akan mempedulikan kita. “Semua sibuk dan takut atas urusannya sendiri-sendiri”.
2. Penjuru atas (Allah) selalu berlaku, dan ini yang ‘PALING’ dikuatkan, yaitu Allah berada di depan atas kita dengan sudut elevasi 30º bersama dengan KERAJAAN MALAIKAT-NYA yang siap membuat ‘perhitungan’ dengan kita/ setiap manusia. Sedangkan 5 penjuru yang lain dihapuskan.
3. Dan ditambah 1 lagi penjuru depan lurus, yaitu Surga dan Neraka (neraka tidak lagi di bawah kita) serta sebelum Surga dan Neraka ada area hisab & mizan, dengan jarak sangat jauh 70 tahun cahaya, yaitu bahwa setelah itu akan menempati salah satu dari keduanya (usai hisab & mizan). Surga pada arah mata kanan, Neraka pada arah mata kiri, Hisab & Mizan pada arah lurus namun lebih dekat (membentuk segitiga). Sedikit visualisasikan keadaan ketiganya (hisab, surga, dan siksa).
4. Tetap berpegang pada kaidah utama “Setiap bibir melafazkan bacaan, hati bersamaan melafazkan makna (makna tidak sama dg arti)”, dan memakai teknik visualisasi (otak kanan) pada poin nomor 1-3 di atas.
Contoh aplikasi penggunaaan: Ketika menjadi ma’mum terlambat (dalam jamaah di masjid), memakai ‘tips utama’ saat shalat berjamaah dan selanjutnya setelah imam selesai salam memakai ‘tips intermediate’ untuk melengkapi jumlah rakaat yang tertinggal pun dalam shalat sunnahnya.
InsyaAllah lebih khusyu’... :)
--harap baca ulang dan kuasai demi pemahaman yang utuh, selanjutnya masih dapat lebih luas dikembangkan sendiri ke teknik advance dimana semakin banyak gangguan justru diubah menjadi variabel pendorong semakin khusyu’, kuncinya: memiliki banyak gambaran & memahami “PERJALANAN HIDUP SESUDAH MATI”--
Catatan: Untuk keadaan ‘lazim’, dan saat kita sholat sendirian (munfarid), serta saat menjadi makmum dalam jamaah biasa: tetap memakai tips utama yang terdahulu (6 penjuru dengan Total Memory Technique).
Memang kita pasti menyadari sulitnya untuk khusyu’ secara konstan dari start-finish. Maka dari itu shalat sunnah rowatib menjadi amat sangat penting dan agar tidak meninggalkannya dimana dapat menambal cacatnya shalat fardhu.
Akhir kata, khusyu’ tidak sama dengan lama(a), tapi berlawanan dengan cepat, meski pada kondisi khusus keduanya dapat berjalan beriringan. Dan 2 kata kunci utama selain visualisasi pikiran: relaks & santai.
(untuk membawa perubahan & revolusi sholat setiap insan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar