Berkenaan dengan
masalah ini, kami akan memberikan satu contoh untuk menjelaskannya.
Bayangkan!
Anda sekarang berada pada hari kiamat, sedangkan timbangan kebaikan-kebaikan
sama dengan timbangan kejelekan-kejelekan. Sehingga, Anda pun mendapati bahwa
Anda harus mencari satu kebaikan agar Anda bisa terhindar dari siksa neraka. Di
sini tampak jelas nilai perbuatan terhadap kebaikan.
Sekarang,
Anda bersiap-siap untuk mencurahkan apa yang Anda miliki dan yang tidak Anda
miliki untuk mendapatkannya. Lalu, Anda berusaha pada hari yang panjangnya sama
dengan 50.000 tahun dunia. Matahari
akan didekatkan dengan kepala para hamba sejarak satu mil, cahayanya
dipadamkan, dan panasnya dilipatgandakan. Sementara neraka Jahannam didatangkan
dalam keadaan hitam dan gelap serta ada rintihan dan malapetaka [lihat Q.S. Maryam: 71]. Ia mempunyai 70.000
tali kendali. Masing-masing tali kendali ditarik oleh 70.000 malaikat. Ia
berusaha melepaskan diri dari mereka untuk menerkam orang-orang yang lalai.
Pada saat itu, Anda dalam kegelapan yang kelam dan ketakutan yang mencekam
bersama bermilyar-milyar manusia yang telanjang.
“Dan tidak
ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.” (Q.S. Maryam: 71)
Jangan
berkata sebagaimana perkataan orang-orang bodoh, “Mati bersama adalah rahmat.”
Allah membantah hal itu dalam firman-Nya:
“(Harapanmu
itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu
telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab
itu.” (Q.S. Az-Zukhruf: 39)
Di
tengah-tengah
gelombang lautan manusia yang luas dan jasad-jasad mereka menghimpit Anda, Anda
pun tidak mampu lagi membedakan mana yang dekat dan mana yang jauh. Hal ini jika
Anda bisa melihat dalam kegelapan yang mencekam dan kondisi yang sulit
tersebut. Bayangkan! Bahwa Anda tengah mencari ayah yang penuh kasih sayang
untuk meminta kepadanya kebaikan yang dengannya Anda bisa memperberat timbangan
kebaikan Anda agar selamat dari neraka. Anda akan mencari dan terus mencarinya
dan meminta. Sementara itu, setiap orang sibuk dengan urusannya masing-masing.
Masing-masing
ingin selamat, masing-masing sedang mencari seperti yang Anda cari. Bayangkan! Berapa lama
waktu yang Anda habiskan agar Anda bisa menemukannya di antara para manusia dalam
kegelapan itu? Sementara apabila Anda sudah menemukannya, alangkah besarnya
kebahagiaan yang Anda rasakan. Anda seolah menemukan harta karun besar. Anda
menyangka, kesulitan Anda telah terpecahkan. Anda menemukan ayah Anda yang
penuh kasih sayang, yang pernah memberikan banyak harta kepada Anda. Ia sekarang
tidak akan pelit terhadap Anda dengan satu kebaikan tersebut. Tapi, tak lama
kemudian keputusasaan menjangkiti hati Anda lagi, setelah mendengar perkataan
ayah Anda, “Diriku… diriku…”
Selanjutnya,
terlintas di benak Anda ibu Anda yang penuh belas kasih yang telah banyak
menumpahkan belas kasihnya kepada Anda dan seringkali mencegah dirinya demi
memberikan apa saja kepada Anda di dunia. Anda mencarinya selama ratusan bahkan
ribuan tahun dalam keadaan panas dan keringat yang mengalir deras dari diri
Anda.
Anda
pun berenang di dalam keringat Anda, hingga Anda menemukannya dan meminta belas
kasihnya. Semoga ia bermurah hati kepada dengan satu kebaikan. Satu kebaikan
yang dulu tidak Anda butuhkan di dunia, ketika ia memberikannya namun Anda
membiarkannya hilang diterpa angin. Tetapi, lagi-lagi Anda mendapatkan jawaban
yang sama dengan yang Anda dengar dari ayah Anda, “Diriku… diriku… hari ini aku
tidak akan mendahulukanmu atas diriku.”
Lalu,
Anda teringat pada istri Anda tercinta atau anak-anak Anda yang telah Anda
manjakan yang Anda beri pakaian, makanan, perhiasan, dan segala kebutuhannya.
Berapa lama pula waktu yang Anda habiskan untuk mencarinya? Berapa tahun yang
lamanya sebanding dengan umur Anda yang berlipat ganda di dunia, habis Anda
gunakan untuk mencari istri Anda tersebut. Namun, ketika Anda sudah
menemukannya, Anda hanya bisa mendengarkan jawaban yang sama.
Kemudian,
Anda pergi kepada setiap orang yang terlintas di dalam pikiran Anda yang bisa
Anda mintai pertolongan, kepada putra Anda, buah hati Anda, kepad putri Anda,
kepada saudara Anda, kepada saudari Anda, kepada paman Anda, kepada bibi Anda,
atau kepada keluarga Anda. Akan tetapi, tiap kali itu juga Anda mendengar
jawaban keputusasaan, “Diriku… diriku.”
Saudara,
masa yang melebihi usia Anda di dunia telah berlalu, bahkan kelipatannya, yakni
50.000 tahun untuk mencari kebaikan yang mampu Anda peroleh dalam JUMLAH BANYAK
di dunia selama KURANG DARI SATU MENIT. Sesungguhnya, kalkulasi pencarian Anda
terhadap ayah, ibu, atau salah seorang kerabat Anda ketika di tengah-tengah
milyaran manusia yang sangat kecil kemungkinannya untuk membuahkan hasil,
menghabiskan beberapa ribu tahun dibandingkan dengan masa 50.000 tahun. Hal itu
dalam ilmu statistik probabilitas bagaikan orang yang mencari satu kelereng
dengan titik hitam di antara bermilyar-milyar kelereng yang serupa TANPA
melihat kepadanya. Tentu hal itu akan mengabiskan waktu yang tidak bisa
dihitung lamanya.
Tidakkah
Anda melihat ‘betapa mahalnya’ pasar kebaikan ketika itu (mengenai ini dapat
direnungkan kembali dari tulisan sebelumnya dengan judul: KENGERIAN TERAMAT SANGAT HARI KIAMAT!). Kebaikan yang nilainya tak Anda perhatikan di dunia,
nilainya tak sebanding dengan satu puntung rokok yang dihisap pemiliknya selama beberapa menit,
lalu diinjak-injak dengan kaki! Berapa lama
waktu yang dihabiskan untuk menghisapnya? Waktu untuk menghisap dan
menghembuskan asapnya, bisa Anda gunakan untuk memperoleh berjuta-juta
kebaikan. Ya, DEMI ALLAH, BERJUTA-JUTA KEBAIKAN.
Bukankah Anda akan memberikan
semua barang berharga yang Anda punya untuk mendapatkan 1 kebaikan itu? Ya,
bagaimana tidak? Setelah mendapat rahmat Allah, dengannya Anda bisa masuk surga
dan bebas dari neraka. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir
sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai
yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari
kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka
beroleh azab yang pedih.” (Q.S. Al Maidah: 36)
Firman
ini akan diterapkan pada siapa saja jika Rabb Tuhan Semesta Alam tidak merahmatinya.
Dia tidak akan menerima Anda meskipun Anda memiliki apa yang ada di atas bumi
dan yang semisal dengan itu. Sebab saat itu pasar harta dan materi tak berarti
dan tak berharga lagi serta barang dagangan Anda hari itu tak laku.
“Sedang mereka saling memandang. Orang
kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu
dengan anak-anaknya. dan istrinya, dan saudaranya, dan kaum familinya yang
melindunginya (di dunia), dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian
(mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.” (Q.S.
Al-Ma’arij: 11-14)
Jika demikian, kebaikan
tersebut setara dengan nilai semua manusia dan benda yang ada di dunia. Andaikata
itu semua milik Anda, PASTI Anda akan memberikan semua itu sebagai tebusan
untuk mendapatkan nilai satu kebaikan tersebut.
Barangkali Anda hampir
tak percaya, bahwa nilai satu kebaikan yang tidak berarti di depan kedua mata
Anda, suatu hari nanti akan datang dengan harganya yang MENJULANG TINGGI di
bursa harga pada Hari Kiamat hingga setara dengan dunia seisinya, bahkan lebih,
dan lebih, dan lebih lagi…
Astaghfirullahal
‘azhiim…
(ditulis dari poin poin penting dalam Buku
Rumus Masuk Surga – Cara Cerdas Memilih Amal Untuk Hasil Optimal hlm. 113-118,
dengan penambahan, sebagai renungan mendalam bagi kita semua, Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin)
Tulisan terkait: