Renungan bagi para penuntut ilmu dan para pengajar ilmu (da’i, ustadz,
ustadzah):
Bersabda Rasulullah saw. “Hampir tiba masanya kalian DIPEREBUTKAN
seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang
bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian BANYAK, namun
kalian seperti BUIH MENGAPUNG. Dan Allah telah MENCABUT RASA GENTAR DARI DADA
MUSUH KALIAN terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian
penyakit AL-WAHN.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahn itu?”
Nabi Muhammad saw. bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (H.R.
Ahmad & Abu Dawud, shahih)
Buih lautan, jumlahnya BANYAK NAMUN BAGAIMANA DARI SEGI KUALITAS? Jika
kita ingin melihat jumlah orang Islam, lihatlah shalat Jumat. Jika kita ingin
melihat jumlah orang beriman, lihatlah shalat shubuh berjamaah.
Buih lautan, ia BANYAK NAMUN MUDAH TEECERAI BERAI entah karena
dipisahkan atau karena sengaja memisahkan diri karena
ego/kesombongan/kedengkian/fanatik atau memang tak peduli.
Buih lautan, ia memiliki IKATAN YANG LEMAH. Mudah dipecah belah padahal
sebenarnya masuk dalam ranah khilafiyah. Tak tahu mana ushuliyah mana
furu'iyah. Hingga bersikap keras dalam perbedaan yang sebenarnya furu'iyah
namun justru tidak tegas dalam penyimpangan ushuliyah. Serta mudah diprovokasi
dengan sekat-sekat hizbiyah.
Buih lautan, ia MENGIKUTI KEMANA ARAH OMBAK. Ia mudah terpengaruh
mengikuti media-media mainstream, sementara media-media utama saat ini bukanlah
media pro Islam. Ia yang terperangkap dalam ghawzul fikri yang digencarkan
melalui media-media. Ia yang tak sadar telah dipengaruhi pemikiran liberalisme,
sekulerisme, pluralisme. Ia lebih mendominasi akal, realita, dan permainan
logika daripada syariat dan ijma' ulama.
Buih lautan, ia yang DIPEREBUTKAN yaitu mudah dipengaruhi kaum kuffar
dan munafik terselubung untuk kepentingan mereka. Bahkan berkasih sayang dan
loyal terhadap orang-orang kafir. Ia yang tak mampu membedakan batasan 1.
toleransi, 2. muamalah, dan 3. makna berbuat adil kepada "sesama
muslim" dan kepada non muslim.
Buih lautan, ia yang kehadirannya justru membuat musuh-musuh Allah
menyombongkan diri, HILANGNYA RASA GENTAR & RASA SEGAN, sehingga Islam
makin hina dan mudah dihinakan oleh mereka.
Buih lautan, ia yang tak fokus kemana tujuan berlabuh. Ia yang
dihinggapi PENYAKIT WAHN, cinta dunia dan takut mati, hingga alergi dengan
berbagai bentuk gerakan jihad dan ghirah perjuangan. Ia yang mudah
diiming-imingi oleh harta, dana, maupun tahta.
Lantas renungan kita adalah, adakah salah satu saja sifat buih lautan
dalam diri kita??
Q.S. Ali ‘Imran (3:103): “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang
bersaudara.”
Q.S. Ash-Shaff (61:4): “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Mari
rapatkan barisan, satukan ukhuwah, bersinergi berjamaah menggapai izzah!:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar