LIMA
PILAR SYUKUR – KUNCI SEGALA KUNCI KEBAHAGIAAN (REVOLUSI KEBAHAGIAAN)
Karena berkaitan dengan kebahagiaan,
pembahasan kali ini akan cukup panjang karena semua orang mengejarnya bahkan
tak henti-hentinya buku-buku motivasi terbit untuk mengatasinya. Sayangnya,
banyak buku menyajikan rumus kebahagiaan secara tidak komprehensif sehingga
kebahagiaan pun hanya berjalan sementara dan segera lenyap kembali. Oleh karena
itu, inilah pembahasan paling komprehensif yang dengan diiringi pengalaman
hidup, kebahagiaan Anda tidak akan sirna dan akan selalu menyertai Anda
sepanjang waktu*. Maka tersenyumlah, karena Anda akan segera mengetahui rumus
lengkapnya!
*Karena itu, Anda benar-benar harus
menguasai dan menerapkannya.
Sebagai
pembuka, akan kami
suguhkan dua kisah terbaik tentang kesyukuran, maka fahamilah dengan sepenuh hati,
karena konsep ini amatlah mahal...
KISAH 1:
Ibnu Samak menawarkan segelas air sambil berujar, “Khalifah…, dalam kondisi panas dan tenggorokan kehausan, andai kata kau tidak dapatkan air untuk minum kecuali dengan harus mengeluarkan separuh kekuasaanmu, sudikah engkau membayar dan mengeluarkannya?!”
Tanpa pikir panjang khalifah Ar-Rasyid menjawab, “Tentu, aku bersedia membayarnya seharga itu asal tidak mati kehausan!”
Maka usai mendengarnya, Ibnus Samak memberikan segelas air itu dan khalifah pun tidak lagi kehausan.
Kemudian Ibnu Samak melontarkan pertanyaan lagi, “Wahai Khalifah, andai air segelas yang kau minum tadi tidak keluar dari lambungmu selama beberapa hari tentulah amat sakit rasanya. Perut jadi gak karuan dan semua urusan jadi berantakan karenanya. Andai kata bila kau berobat demi mengeluarkan air itu dan harus menghabiskan separuh kekayaanmu lagi, akankah kau sudi membayarnya?”
Mendengar itu, sang khalifah merenungi kondisi yang disebut oleh Ibnu Samak. Seolah mengamini maka khalifah menjawab, “Saya akan membayarnya meski dengan separuh kekuasaanku!”
Mendengar jawaban dari sang khalifah, maka Ibnus Samak sang penasehat raja yang bijak kemudian berkomentar, “O…, kalau begitu SELURUH KEKUASAAN yang khalifah miliki itu rupanya HANYA senilai segelas air saja!”
Pembaca yang budiman, itu barulah kenikmatan segelas air...! Coba kita renungkan dan kita rasakan baik-baik, betapa nikmat yang dilimpahkan Allah SWT kepada kita amat sangat banyak, hingga kita tak akan mampu menghitungnya.
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu TIDAK AKAN SANGGUP menghitungnya." (Q.S. An-Nahl: 18)
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman)
referensi: http://cintamerahputih.blogspot.com/2010/05/harga-sebuah-kekuasaan-1-gelas-air-saja.html
KISAH 2:
Alkisah,
di sebuah kerajaan, seorang raja memiliki kegemaran berburu. Suatu hari,
ditemani penasehat dan sepasukan pengawalnya, raja pergi berburu ke hutan.
Karena kurang hati-hati, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat
tajam. Raja bersedih dan meminta pendapat dari penasehatnya.
Karena tidak tahu lagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat berkata, ’Asa Khair’ Baginda, semoga semuanya baik, apapun yang terjadi patut disyukuri”. Mendengar ucapan penasehatnya sang raja langsung marah besar! “kurang ajar! Kena musibah bukannya dihibur malah disuruh bersyukur!”, dan si penasehat pun dijebloskan ke penjara.
Hari terus berganti, meski telah kehilangan jari kelingking, raja tidak juga menghentikan kegemarannya berburu. Suatu hari raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga saat berada di tengah hutan, raja dan penasehatnya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba mereka ditangkap dan diarak untuk dijadikan sesembahan kepada sang dewa.
Sebelum dijadikan sesembahan, raja dan penasehatnya dimandikan. Saat giliran raja barulah ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya cacat. Raja itu pun dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan, akhirnya raja dibebaskan begitu saja oleh suku primitif itu. Dan si penasehat yang dijadikan persembahan kepada para dewa. Setelah bersusah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali ke istana. Raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu dijatuhi hukuman penjara segera dibebaskan.
“Penasehatku, aku berterima kasih kepadamu, nasehatmu ‘Asa Khair’ ternyata benar”. Apapun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, aku bisa pulang dengan selamat”. Kemudian raja menceritakan kisah pemburuannya waktu itu.
Yang lebih kami tekankan dalam cerita ini ialah: Setelah mendengar cerita sang raja, si penasehat bukan mengatakan, ‘tuh kan raja, saya bilang juga apa’, ‘baginda bandel sih’, atau ‘saya kecewa dan minta ganti rugi selama dipenjara’, akan tetapi justru dengan buru-buru si PENASEHAT BERLUTUT SAMBIL BERKATA, “TERIMA KASIH baginda, saya juga bersyukur baginda ‘telah memenjarakan saya’ waktu itu, karena jika tidak, mungkin sekarang ini sayalah yang menjadi korban dan di persembahkan kepada dewa suku primitif itu”.
Sumber : 80 Kisah Islami Terbaik
-------------------------------------------------------Karena tidak tahu lagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat berkata, ’Asa Khair’ Baginda, semoga semuanya baik, apapun yang terjadi patut disyukuri”. Mendengar ucapan penasehatnya sang raja langsung marah besar! “kurang ajar! Kena musibah bukannya dihibur malah disuruh bersyukur!”, dan si penasehat pun dijebloskan ke penjara.
Hari terus berganti, meski telah kehilangan jari kelingking, raja tidak juga menghentikan kegemarannya berburu. Suatu hari raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga saat berada di tengah hutan, raja dan penasehatnya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba mereka ditangkap dan diarak untuk dijadikan sesembahan kepada sang dewa.
Sebelum dijadikan sesembahan, raja dan penasehatnya dimandikan. Saat giliran raja barulah ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya cacat. Raja itu pun dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan, akhirnya raja dibebaskan begitu saja oleh suku primitif itu. Dan si penasehat yang dijadikan persembahan kepada para dewa. Setelah bersusah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali ke istana. Raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu dijatuhi hukuman penjara segera dibebaskan.
“Penasehatku, aku berterima kasih kepadamu, nasehatmu ‘Asa Khair’ ternyata benar”. Apapun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, aku bisa pulang dengan selamat”. Kemudian raja menceritakan kisah pemburuannya waktu itu.
Yang lebih kami tekankan dalam cerita ini ialah: Setelah mendengar cerita sang raja, si penasehat bukan mengatakan, ‘tuh kan raja, saya bilang juga apa’, ‘baginda bandel sih’, atau ‘saya kecewa dan minta ganti rugi selama dipenjara’, akan tetapi justru dengan buru-buru si PENASEHAT BERLUTUT SAMBIL BERKATA, “TERIMA KASIH baginda, saya juga bersyukur baginda ‘telah memenjarakan saya’ waktu itu, karena jika tidak, mungkin sekarang ini sayalah yang menjadi korban dan di persembahkan kepada dewa suku primitif itu”.
Sumber : 80 Kisah Islami Terbaik
Pembaca yang budiman, batas pengetahuan
kita sama sekali tidak
dapat dibandingkan dengan setetes pengetahuan Sang Maha Mengetahui (lihat Q.S. Al-Kahfi [18]: 109 & Q.S. Luqman [31]: 27).
“Katakanlah: "Kalau sekiranya
lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah
lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami
datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (Q.S. Al-Kahfi: 109)
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi
menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi)
sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Luqman: 27)
Maka
ketika kemudian kita mengalami sesuatu yang kita tidak merasa nyaman atasnya, mungkin itulah yang terbaik untuk kita
saat itu. Lebih
cerdaslah dalam memahami teka teki Allah. “Banyak kejutan indah yang terbingkai
oleh ketidaknyamanan sementara. Syukuri apapun yang telah menjadi
ketentuan-Nya.”
Setelah selesai
memahami kisah tersebut
di atas, persiapkanlah diri Anda dalam ketenangan (jika Anda sedang
sibuk atau tergesa-gesa, sebaiknya Anda ikuti di lain kesempatan), benar sekali
kata bijak “Pikiran seperti halnya parasut,
hanya akan berfungsi bilamana terbuka”. Dan sekarang cobalah untuk memvisualisasikan bahwasanya Anda sedang
berada di dekat danau biru yang tenang dengan suara relaksasi alam dan kicauan burung, selanjutnya
akan penulis persembahkan ‘Super Training
Motivasi Syukur & ESQ’ secara garis besar untuk Anda:
---------------------------------------------------------
Jika kita mengamati Al-Quran, ayat-ayat mengenai ‘syukur’
amatlah banyak (berupa
perintah
bersyukur, peringatan bagi yang kufur, balasan bagi orang yang bersyukur, dan
nikmat-nikmat Tuhan yang diberikan kepada manusia), tidak hanya puluhan, tapi
melebihi SERATUS AYAT!
Tidak hanya ayat populer: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
PASTI Kami akan menambah (nikmat) kepadamu....” (Q.S. Ibrahim: 7) atau pun ayat yang sangat sering kita
baca (Q.S. Ad-Dhuha: 11).
Atau sedalam mana kita merenungi ayat dengan pengulangan
terbanyak dalam Al-Quran? TIGA PULUH SATU kali Allah mengulang 1 ayat* hanya dalam 1
surah (Q.S. Ar-Rahman). Apakah
kita merasa sudah mendengar namun tuli dalam hakikat?
*”Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?”
Maka, mulai detik ini, buka lebar hati & pikiran Anda:
Ada ‘LIMA KONSEP’ penyempurnaan
revolusi syukur dari urutan paling penting (sekaligus sebagai rumus & kunci
rahasia revolusi kebahagiaan sejati):
v Konsep PERTAMA (pondasi):
Telah dibahas panjang lebar pada tulisan sebelumnya; bahwa apapun yang
menimpa kita, maka tetap
‘bersyukurlah! karena
kita masih memiliki
iman dan islam’, sebenar-benar nikmat terbesar yang tiada tandingnya dari
segala jenis nikmat/karunia bagi orang yang memahami.
link: BERSYUKURLAH! (REVOLUSI KONSEP SYUKUR DASAR ANDA
link: BERSYUKURLAH! (REVOLUSI KONSEP SYUKUR DASAR ANDA
Jika kita merasa adalah orang paling miskin sedunia,
paling sial sedunia, paling hidup sebatang kara, karena kita mempunyai iman,
BERSYUKURLAH SEDALAM-DALAMNYA karena nilainya pada ‘bursa harga’ Hari Kiamat
menjadi amat sangat tinggi melebihi nilai seluruh langit dan bumi beserta
isinya pun ditambah sebesar itu pula, bahkan lebih berharga dari 100 langit dan
bumi sekalipun! PASTI!
v Konsep KEDUA (qonaah tingkatan
tertinggi):
‘Syukuri apa yang ada’, kebahagiaan sama sekali tidak identik dengan kekayaan/harta. Kesuksesan tidak berarti
kebahagiaan. Betapa banyak kekayaan, pangkat, atau jabatan malah menjadi SUMBER
penghancur/perenggut kebahagiaan. Jika kita pernah mendengar istilah atau kisah
‘KELOMPOK/PERKUMPULAN 99’, maka jelaslah sudah (yaitu golongan orang-orang yang telah memiliki
begitu banyak harta
sampai berjumlah 99, namun menjadi
‘sangat gelisah
dan berobsesi’ hanya
untuk
mendapatkan yang ke-100, padahal
ketika ia mendapat NOL, ia hidup tenang). Jadi berhati-hatilah dengan kekayaan
Anda, ia bak gunung berapi yang selalu aktif meluluhlantakkan kebahagiaan Anda!
Kapan Anda akan bahagia apabila Anda
selalu melihat ke atas dalam urusan dunia?
Kapan Anda akan bahagia apabila Anda
selalu melihat kepada harta yang belum dimiliki?
Kapan Anda akan bahagia apabila Anda
selalu menyukai apa yang belum dimiliki?
Kapan Anda akan bahagia apabila Anda
hanya akan merasa bahagia apabila keinginan Anda telah tercapai? Kapan Anda
menikmati proses?
Kapan Anda akan bahagia apabila
hari-hari Anda dipenuhi dengan obsesi dan angan-angan yang berlebihan?
Sekali lagi, ‘syukuri
apa yang ada’, bahkan sebenarnya
Anda telah memiliki
sesuatu yang amat sangat berharga dalam kehidupan dunia. Jika 1 GELAS AIR saja nilainya bisa sama
dengan SELURUH KEKUASAAN DAN KEKAYAAN seorang raja, maka renungkanlah sendiri (gunakan
analisa risiko) seberapa banyakkah ‘nilai keseluruhan/value’ yang ada pada diri dan harta Anda???
v Konsep KETIGA
(sabar dan lapang tingkatan tertinggi):
‘Syukuri penderitaan dan kesulitan yang
menimpa’ (TIDAK hanya sebatas sabar atas kesulitan yang datang,
tapi ‘syukuri’).*
*dengan catatan tetap harus ada ikhtiar dan tawakkal untuk
menyelesaikan masalah/kesulitan yang menimpa.
Kaidah 1
(prinsip): “Ketika 1 sendok saja garam dalam air
segelas pastilah terasa pahit/asin, namun 100 sendok garam pun dalam air
telaga akan
tetap segar.”
Masalah kecil saja yang datang dalam hati yang sempit, akan berakibat
fatal (beberapa kejadian malah
dapat mengakibatkan
kegilaan/kematian). Namun, sebesar dan sebanyak apapun masalah yang datang dalam
hati yang lapang, tak kan ada pengaruh
yang berarti. Inilah tingkatan
'lapang hati/lapang dada' yang tertinggi (namun ini pun masih baru separuh dari kriteria ‘konsep
ketiga’):
“Luaskan hati
Anda seluas telaga atau bahkan samudera, sebelum 'masalah' mengkloningkan
dirinya dan meledakkan hati Anda, maka pastilah Anda akan binasa.”
Kaidah 2
(tingkat lanjut): Kita tidak tahu
apa yang dipersiapkan
oleh-Nya dan hikmah apa
yang
tersembunyi (cermati KISAH 2
di atas).
“Bagaimanapun banyak
ilmu yang telah kita pelajari, atau banyak buku yang telah kita baca, semuanya
itu tak kan berfaedah bila rasa ikhlas tidak ada dalam jiwa kita.”
Ikhlas dalam semuanya, takdir, ketentuan, ketetapan,
hasil, usaha, keadaan, dan kondisi-kondisi dalam diri maupun luar (sekitar) kita, sehingga
dapat menghayati makna syukur yang dalam. Memang lumrah manusia pantas bersedih jika
ditimpa musibah, tetapi janganlah
meratap dan segeralah bangkit! Kapan kita akan menikmati hidup jika
terlarut dalam perasaan? Segeralah introspeksi… dan segeralah
untuk berprasangka baik kepada Allah... Kadang, “merasa ditegur itu jauh lebih baik daripada merasa diuji”. Dengan
merasa ditegur oleh Allah, kita tidak akan bersedih karena memandang musibah itu
sebagai bentuk kasih sayang Allah, penghapus dosa, ataupun pijakan untuk
menjadi pribadi yang lebih baik.
“Sesuatu yang
mungkin membuat kita menangis & sedih hari ini, bisa jadi adalah sesuatu yang
membuat kita tersenyum & bahagia esok hari.”
“Tersenyumlah
dalam penderitaan, karena sejatinya hal itu lebih manis daripada tersenyum
dalam kesuksesan.”
Sebagai penguat akan hal ini, mari kita fahami tujuh kata mutiara yang bermakna luar biasa berikut ini dengan seksama:
1) “Ketika masalah & kesulitan datang,
jangan terlarut lama dalam kesedihan dan segeralah bangkit. Kadang Dia pun
melukai hati, agar HIKMAT-NYA bisa TERTANAM DALAM.”
2) "Dalam hidup terkadang kita lebih
banyak mendapat apa yang tidak kita inginkan & ketika kita mendapat apa
yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa YANG KITA INGINKAN terkadang TIDAK
DAPAT membuat hidup kita menjadi lebih BAHAGIA."
3)
"Ketika 1 pintu kebahagiaan tertutup,
pintu yang lain dibukakan, tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu
yang tertutup sehingga tidak melihat PINTU YANG LAIN dibukakan bagi kita,
PADAHAL pintu yang lain itu lebih LEBAR."
4) "Hujan pasti BERHENTI, badai pasti
BERLALU, dan malam pun pasti BERGANTI menjadi siang. Dan tanda-tanda dekatnya
siang adalah 'pekatnya' malam."
5) "Di setiap yang terjadi, di
sebaliknya selalu ada HIKMAH yang mungkin sulit untuk dimengerti, dan MUNGKIN
BUKAN UNTUK SAAT INI bisa untuk dimengerti."
6) “Jika hujan bagai KESULITAN matahari
bagai KEBAHAGIAAN, maka kita membutuhkan keduanya untuk bisa melihat PELANGI.”
7)
"Sesuatu yang sangat pahit
menjadikan hal yang biasa saja atau pun agak manis menjadi terasa begitu manis.
MANISNYA HIDUP adalah dari betapa PAHITNYA KEHIDUPAN."
Sebagai
rangkuman adalah bahwasanya sabar itu dibagi ke dalam 4 tingkatan:
1) Mengeluh (tidak sabar): tidak mau menerima
musibah karena kurang/tidak didasari dengan iman, dari tingkatan terendah
menggerutu sampai dengan melakukan tindakan anarkis.
2) Sabar: menerima musibah tanpa mengeluh
namun berkeinginan agar musibah yang menimpa cepat selesai; dasarnya adalah iman; pada tingkat ini masih
beranggapan bahwa baginya tidak ada musibah lebih baik/disukai daripada
mendapatkan musibah.
*Pada tingkatan ini saja, keutamaan
dan ganjarannya sudah amat besar di sisi Allah.
3) Ridho: menerima musibah dengan lapang;
dasarnya adalah iman + lapang; baginya
biasa saja dan sama saja ada musibah atau tidak ada musibah (hanya
menganggapnya sebagai siklus yang pasti berlalu).
4) Syukur: menerima musibah dengan syukur, positive thinking, dan berprasangka baik
kepada Allah; dasarnya adalah iman +
lapang + syukur; baginya mendapatkan musibah/kesulitan lebih baik daripada
hidupnya datar tanpa kesulitan dan justru dengan itulah ia dapat merasakan
betapa manisnya kesehatan atau kondisi ketika tidak ada musibah yang jauh lebih
nikmat daripada level syukurnya orang biasa yang belum mendapatkan musibah.
Tingkatan
ke-4 inilah sebagai level tertinggi dalam menghadapi kesulitan, karena
menggabungkan dua hal: kelapangan hati
dan rasa syukur (berprasangka baik
kepada Allah). Untuk mencapainya, seseorang harus pernah/dapat melewati banyak dan beragam masalah dalam hidup.
Bisa saja Anda belajar dari musibah/pengalaman orang lain, tetapi tanpa mengalaminya sendiri, ketika Anda
mendapatkan musibah Anda tidak akan siap dan tidak akan sampai pada level ke-3,
lebih-lebih pada level ke-4! Dengan belajar dari musibah/pengalaman orang lain,
Anda hanya bisa sampai pada tingkatan “sabar” sementara tingkatan ini tidak/kurang
bisa merasakan kebahagiaan saat mendapatkan musibah, karena ia hanya didasari
atas iman dan mengharapkan pahala dari Allah. Dengan kata lain, Anda hanya akan
merasakan kebahagiaan ketika tidak ada musibah, padahal masalah dan kesulitan
itu datang silih berganti. Jadi… kapan Anda bisa menikmati hidup??? Artinya, Anda harus mengumpulkan banyak
masalah, kemudian mengambil hikmah dan pelajaran atasnya, tidak ada cara lain, tidak bisa tidak! Maka inilah konsep ketiga
dalam revolusi total syukur itu.
v Konsep KEEMPAT:
‘Buka mata, buka hati, lihat sekitar, lihat dunia,
bentangkan pandangan, perhatikan media, cermati berita. Lihatlah ke bawah dan
ke bawah lagi!’ Terlalu banyak manusia dengan pengalaman pahit, kesulitan, dan
penderitaan yang tiada terperi.
Dan kemungkinan mereka akan berkata, "Penderitaan dan kesulitan yang Anda alami sama sekali tak ada
artinya bagi kami!". Dan untuk masalah berupa harta/materi,
kemungkinan besar mereka malah akan berucap, “Bagaimana mungkin Anda bisa mengatakan hal itu sebagai penderitaan?!,
jika kami berada pada kondisi Anda, itu sudah cukup menjadi kebahagiaan buat kami!”
*Lebih jauh; Sepatutnya kita tersentak
dan bersedih dengan keadaan kita, seekor cacing pun bersyukur dengan
keadaannya. Kita perlu merenungi kehidupan... bahwa setiap makhluk
ciptaan-Nya pun bersyukur dengan keadaan pada diri mereka dan semua dari mereka
juga pohon-pohon, binatang melata, batu, gunung, planet, maupun bintang-bintang
bertasbih pun bersujud (Al-Hajj: 18) kepada-Nya, sungguh kebanyakan manusia
memang keterlaluan (Al-Hajj: 66, At-Taubah: 75-78, An-Naml: 73, dll).
“Langit yang tujuh, bumi
dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun
melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti
tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Q.S.
Al-Israa’: 44)
Lihatlah lebih dalam lagi, maka akan Anda dapati dan
fahami konsep syukur nomor 4.
v Konsep KELIMA:
Konsep terakhir, konsep yang tidak
semua orang pernah mengalaminya: Berkaitan
dengan pengalaman-pengalaman mendekati kematian, namun ternyata masih bisa
selamat dari kematian karena kehendak-NYA atau pengalaman-pengalaman sangat pahit dalam hidup. Coba selami
masa lalu, mungkin sebagian dari kita pernah/beberapa kali mengalaminya (namun
tak sadar?). Termasuk dalam konsep ini ialah jika
Anda sangat menginginkan sesuatu/jalan/impian ‘A’, tetapi Anda malah mendapatkan
‘B’, dan kemudian diketahui bahwa ternyata ‘A’ dapat mengantarkan pada
kematian/musibah besar.
Maka sangat bersyukurlah dalam sisa kehidupan Anda, atau dalam keberhasilan keluarnya
Anda dari musibah besar, karena mungkin Anda seharusnya sudah
tidak ada di alam ini
atau tidak dalam kondisi seperti sekarang ini....
Sebenarnya konsep pertama sudah amat cukup untuk hidup
dalam kedamaian, karena Anda telah menjadi investor terbaik yang ‘future value’-nya akan melebihi nilai
seratus langit dan bumi sekalipun. Namun, tanamkan dalam-dalam 5 konsep
revolusi total syukur di atas
(mungkin Anda perlu me-review kembali
dari atas), maka akan terbentangkan hati Anda seluas samudera bahkan lebih luas
lagi. Tentu saja, Anda harus menerapkannya
dalam kehidupan nyata dalam waktu yang cukup. Dan yang paling
penting, setelah mereaksikan lima konsep tersebut dalam hati dan pikiran secara
dalam (mengerti, faham, & menghayati), Anda dapat mencapai titik dimana
Anda merasa menjadi orang PALING BERBAHAGIA di dunia! Percayalah... :) Daan, jika
Anda bersama pasangan
hidup Anda memiliki konsep yang serupa, maka Anda layak merasa menjadi PASANGAN
PALING BERBAHAGIA di dunia. :)
"Bukanlah kekayaan itu banyaknya
harta, tetapi kekayaan yang sesungguhnya, adalah KEKAYAAN JIWA." (H.R. Bukhari*)
*Kekayaan yang berada dalam hati, persepsi, pikiran, dan
‘pandangan’. “Kosong dan penuh -
dua-duanya merupakan produk dari 'pikiran' Anda sendiri. Sebagaimana Anda
memandangi hidup, demikianlah kehidupan Anda.”
"Barangsiapa yang akhirat menjadi
tujuan(utama)nya, Allah akan jadikan kekayaan dalam hatinya..." (H.R.
Tirmidzi, shahih*)
*cukup mudah untuk menjadi orang kaya! :)
Anda memang orang-orang yang amat sangat beruntung!
“Ketika
kehidupan memberi kita SERIBU alasan untuk menangis, tunjukkan bahwa kita mempunyai
SEJUTA alasan untuk tersenyum.”
Bersyukurlah
untuk memperoleh rizki, jangan menunggu memperoleh rizki untuk bersyukur. Dan
tersenyumlah untuk bahagia, jangan menunggu bahagia untuk tersenyum. Berpikirlah
positif untuk keselamatan, jangan menunggu keselamatan untuk berpikir positif.
“Dan bersyukurlah untuk bahagia, jangan menunggu bahagia untuk bersyukur.”
Dengan pokok-pokok training di atas, mulai detik ini,
semoga Anda telah lahir kembali dalam era baru. Akhirnya, selamat menempuh
hidup baru dan selamat menjadi orang kaya yang pandai bersyukur serta selamat menjalani hidup bahagia! :D
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.