Selasa, 18 September 2012

YAKINLAH SEYAKIN-YAKINNYA!

Kesempurnaan dan Keajaiban Al-Quran:
ALLAH MENYEBUT QURAN: LENGKAP (6:38)
ALLAH MENYEBUT QURAN: TERPERINCI (6:114)
ALLAH MENYEBUT QURAN: SEMPURNA (6:115)

TIADALAH KAMI ALPAKAN SESUATU PUN DI DALAM KITAB INI (6:38)
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab* ini, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Q.S. 6:38)
*Sebagian mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul mahfudz. Dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada umumnya.

ALLAH MENURUNKAN KITAB INI DENGAN TERPERINCI (6:114)
Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Quran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al-Quran itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. (Q.S. 6:114)

FIRMAN TUHANMU SEMPURNA, DALAM KEBENARAN DAN KEADILAN (6:115)
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. 6:115)

Yakinlah seyakin-yakinnya, bukan sekadar ‘ilmul yakin atau ‘ainul yakin, dan bukan hanya yakin Al-Quran itu wahyu, tetapi “haqqul yakin” dan juga yakin bahwa AL-QURAN adalah MUKJIZAT TERBESAR Nabi Muhammad saw. Sepertinya hanya sebuah kitab, kenapa merupakan mukjizat terbesar? Bukankah Isra’ Miraj adalah peristiwa yang lebih luar biasa hebat? Menuju langit ke tujuh di atasnya lagi Sidratul Muntaha dengan kecepatan yang dapat DIPASTIKIAN melebihi kecepatan cahaya? Disambut kerajaan Malaikat, mendengar firman Allah secara langsung, melihat masa depan, melihat kejadian2 dan perumpamaan2, melihat surga dan neraka, melihat rahasia-rahasia ghaib!

“Sesungguhnya kami telah menghias LANGIT YANG TERDEKAT dengan hiasan, yaitu BINTANG-BINTANG.” (Q.S. Ash-Shaaffaat: 6)

Ini berarti bahwa ‘bintang’ hanya pada langit yang terdekat! Bagaimana dengan capaian langit ke tujuh? Maha Besar Allah. Padahal dengan jangkauan terjauh teknologi canggih masih dalam area bintang gemintang. (Tujuh langit menurut orang awam adalah 7 lapisan troposfer, atmosfer, dll. Padahal tak hanya itu, kurang tepat, lagi pula kata “tujuh” dalam sebutan orang Arab secara umum dapat bermakna “banyak”, sering kita mendengar 70, 700, 70.000 adalah karena angka ‘tujuh’ bermakna ‘banyak’ dengan tambahan ‘nol’ untuk menunjukkan semakin banyaknya; sangat banyak, sangat banyak sekali, sampai jumlah yang tidak terhitung).

Ada pula pendapat bahwa arti ayat secara aslinya adalah “memperjalankan malam”, bukan “memperjalankan Nabi pada malam hari”. Mungin ilmuwan bisa berkomentar sedikit tentang ini dengan ‘relativitas waktu’, namun penjelasan teori relativitasnya Einstein pun belum dapat menjelaskan peristiwa luar biasa ini. Akal manusia tak dapat mencapainya.

Sungguh, Isra’ Miraj adalah peristiwa paling hebat yang dialami manusia, bahkan semua Nabi pun. Tetapi mengapa Al-Quran? Mengapa Al-Quran lah mukjizat terbesar itu? Jawabannya adalah karena INFORMASI-INFORMASI luar biasa dan KEAJAIBAN-KEAJAIBAN hebat yang sangat banyak (serta kompleks) terkandung* di dalamnya. Keajaiban-keajaiban itu akan TERUS MUNCUL sampai Hari Kiamat.
*baik secara implisit maupun eksplisit.

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Q.S. Fushshilat: 53)

Padahal kalau kita membacanya isinya ya begitu-begitu, sebagian besar dari 30 juz itu isinya ‘didominasi’ dengan peringatan tentang kehidupan setelah mati dan siapa Penguasanya, peringatan jika ingkar, pun berulang-ulang (jangan bilang ‘kok banyak bgt sih yg diulang’).

“Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat.” (Q.S. Al-An’aam: 90, Q.S. Al-Qalam: 52, Q.S. Shaad: 87, Q.S. At-Takwir: 27)

“Dan sesungguhnya dalam Al-Quran ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), AGAR mereka selalu ingat.” (Q.S. Al-Israa’: 41)

Memang sengaja Al-Quran diciptakan agar mudah dipahami oleh ‘semua kalangan’. Tapi di balik itu semua ada rahasia-rahasia renungan dan keajaiban yang sempurna yang datangnya dari Allah, dan janganlah ragu.

“Turunnya Al-Quran yang TIDAK ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam.” (Q.S. As-Sajdah: 2)

“Dan sesungguhnya Al-Quran ini BENAR-BENAR diturunkan oleh Tuhan semesta alam.”
(Q.S. Asy-Syuara’: 192)

“TIDAKLAH MUNGKIN Al-Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al-Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, TIDAK ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (Q.S. Yunus: 37)

Allah menciptakan manusia dengan beragam budaya, suku, ras dan juga perbedaan dalam memandang sesuatu, termasuk dalam mengapresiasi Al-Quran sebagai sebuah mukjizat.

Bagi yang berlatar belakang SENI, dia dapat mengapresiasi keindahan bahasa Al-Quran sebagai karya seni Allah yang tak tertandingkan.

Bagi yang pernah belajar ilmu yang namanya NAHWU, SHOROF, BALAGHOH, dia akan bisa mengapresiasi keagungan Al-Quran dengan melihat kompleksitas tata bahasa yang digunakan dan struktur kalimat yang ada dalam Al-Quran.

Bagi yang memiliki latar belakang SCIENTIST/ilmuwan, dapat mengapresiasi keagungan Al-Quran dengan melihat keserasian antara Al-Quran dan Sains (dengan cabang ilmu sains sangat banyak). Telah banyak ilmuan barat yang menemukan kebenaran dan MASUK ISLAM melalui keserasian antara temuan mereka yang ternyata ada disebutkan dalam Al-Quran. (Sementara sebagian muslim menganggapnya sebagai ‘biasa’, ‘ya emang gitu’, ‘sudah takdir’, bahkan ‘apa sih’, ‘hanya kebetulan’, atau ‘otak-atik matuk’, dan yang lebih parah, ngawur, dan gak punya dasar: ‘itu syirik mengaitkan Al-Quran dengan hitungan-hitungan Matematika gak jelas’)

Bagi yang berlatar belakang MATEMATIKA, mereka bisa mengapresiasi keagungan Al-Quran yang ternyata disusun secara matematis oleh Allah! Penulis sangat menyukai pernyataan “Mathematics is the language in which God wrote the universe (Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam menuliskan alam semesta ini)” [Galileo (1564-1642 AD)]

Bagi yang berlatar belakang di luar semua yang tersebut di atas, dapat mengapresiasi keagungan Al-Quran akan pesan-pesan yang ada, dan juga dengan melihat berapa banyak manusia yang mampu menghafal Al-Quran.

Mungkin maklum dengan berbagai komentar manusia, karena memang Allah menciptakan manusia dengan ‘beragam perbedaan’ pun ‘berpasang-pasangan’, ada yang baik ada yang buruk, ada panas ada dingin, ada elektron ada proton, bahkan ada quark pun ada antiquark. Kalau Anda bilang “OTAK ATIK MATUK” (diolah-olah sedemikian rupa dan ternyata cocok) sama halnya mengatakan bahwa desain matematik yang ada di Al-Quran merupakan suatu hal yang kebetulan. Bagi Allah, tidak ada suatu yang kebetulan. Allah menghitung segala sesuatunya satu per satu/ secara detail.

“… dan Dia menghitung SEGALA SESUATU SATU PERSATU [SECARA DETAIL].” (Q.S. Al-Jin: 28)

“... dan dia telah menciptakan SEGALA SESUATU, dan Dia menetapkan UKURAN-UKURANNYA dengan SERAPI-RAPINYA.” (Q.S. Al-Furqaan: 2)

"Dan SEGALA SESUATU pada sisi-Nya ADA UKURANNYA. Yang mengetahui semua yang GHAIB dan yang TAMPAK; Yang Mahabesar lagi Mahatinggi."
(Q.S. Ar-Ra’du: 8-9)


Keyakinan atas Hari Kiamat, Hisab, Surga, Neraka, dan Kekekalan:

“Dan sesungguhnya Hari Kiamat itu PASTI datang, yang TIDAK ada keraguan atasnya. Dan sesungguhnya Allah membangkitkan semua orang yang ada di dalam kubur.” (Q.S. Al-Hajj: 7)

“Sesungguhnya hari kiamat PASTI akan datang, TIDAK ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (Q.S. Al-Mu’min: 59)

“Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu BENAR, dan bahwa kedatangan hari kiamat TIDAK ada keraguan padanya.“
(Q.S. Al-Kahfi:21)

“... Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang TIDAK ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan (nya) daripada Allah.”
(Q.S. An-Nisa’: 87)

“Katakanlah: ‘Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang TIDAK ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Jatsiyah: 26)

“Sesungguhnya janji Allah itu adalah BENAR dan hari berbangkit itu TIDAK ada keraguan padanya.” (Q.S. Al-Jatsiyah: 32)

Lainnya: Q.S. Ali-‘Imron; 3:9&25, Q.S. Al-An’aam; 6:12, Q.S. Al-Israa’; 17:99, Q.S. Asy-Syuura; 42:7, Q.S. An-Naba’; 78:38-39

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yg dijanjikan kepadamu. Maka demi Rabb langit dan bumi, sesungguhnya yg dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yg kamu ucapkan.”
(Q.S. Adz-Dzaariyaat: 22-23)

“Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi.”
(Q.S. Al Mursalaat: 7)

“Dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.” (Q.S. Adz-Dzaariyaat: 6)

“Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi.” (Q.S. Ath-Thuur: 7)

“Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.” (Q.S. Yunus: 64)

“Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: "Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu.” {Q.S. Al-An’aam: 66)

Dan setidaknya, LEBIH dari 50 ayat Al-Quran yang memuat pernyataan: “KEKAL DI DALAMNYA” – untuk menyangkal telak perkataan ‘Apakah akhirat itu ada (dan kekal)?’

Maka selanjutnya, yakinlah akan setiap kebenaran, keajaiban, dan rahasia-rahasia Al-Quran, jangan berkata ‘otak-atik matuk’ atau ‘kebetulan’, yakinlah dan lejitkan iman Anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar