Kamis, 30 Maret 2017

PENJELASAN KOMPREHENSIF DAN TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG AULIYAA’ (LARANGAN MENJADIKAN ORANG KAFIR SEBAGAI AULIYAA')

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Jauh sebelum adanya kasus penistaan agama, jauh sebelum populernya ayat Al-Maidah 51, beberapa tahun silam kami telah menyampaikan dan menulis tentang masalah ini meskipun saat itu masih jarang dibahas di masjid-masjid. Alhamdulillah kami bersyukur sekarang Al-Maidah 51 telah familiar dan banyak dikenal bahkan MUI pun telah mengeluarkan fatwa tentang ini :). Namun, ternyata masih ada Saudara-saudara kita yang gagal paham bahkan melawan fatwa MUI. Bahkan belum lama, ada yang disebut sebagai Kyai Haji namun bersaksi di pengadilan ‘menentang’ dan berseberangan dengan kesaksian MUI. Maka kami mengharap ridha Allah untuk mengaplikasikan ayat populer Q.S. Ash-Shaff 14. Aamiin.

Mengingat umat muslim masih terpecah, semoga tulisan ini bisa menyatukan umat muslim. Aamiin.

“Dan BERPEGANGLAH kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan JANGANLAH KAMU BERCERAI BERAI….” (Q.S. Ali ‘Imraan: 103)

Tahukah bahwa ternyata ada 42 KATA “AULIYAA” dalam Al-Quran? Sementara ada sebagian muslim bahkan tidak sedikit yang mengaku ustadz sekalipun, termasuk tokoh-tokoh yang dikenal memiliki pemikiran menyimpang, namun memahaminya secara parsial, hanya membaca 1 atau beberapa ayat tentang auliyaa’, mengambil 1 atau beberapa tafsir secara parsial, mengabaikan prinsip-prinsip lain dalam Islam, kemudian dengan nafsu dan akal/logika rasionalnya menyempitkan makna kata auliyaa’, menyimpulkan secara keliru, dan bahkan bertentangan dengan fatwa MUI dan mayoritas ulama. Padahal para ulama-ulama MUI dan jumhur ulama jauh lebih kompeten dan telah mengkaji secara mendalam tentang hal ini dalam waktu yang panjang.

Oleh karena itu, kita harus melihatnya secara keseluruhan untuk bisa memahaminya. Jangan sampai kita hanya terjebak dalam pembahasan ayat Al-Maidah 51, sementara mengabaikan banyak ayat yang lain, mengabaikan hadits yang relevan, mengabaikan prinsip aqidah Al-Wala’ wal Bara’, mengabaikan krakteristik (tabiat) agama Islam, mengaburkan batasan toleransi dan muamalah, dan sebagainya.

Untuk memahami makna auliyaa’, kita harus melihat secara keseluruhan karena ada sebanyak 42 KATA AULIYAA’ dalam Al-Quran yang tersebar dalam 40 ayat berikut:

1             Al-Baqarah[2]:257
2             'Ali `Imran[3]:28
3             'Ali `Imran[3]:175
4             An-Nisa'[4]:76
5             An-Nisa'[4]:89
6             An-Nisa'[4]:139
7             An-Nisa'[4]:144
8             Al-Ma'idah[5]:51 (terdapat 2 kata auliyaa’)
9             Al-Ma'idah[5]:57
10           Al-Ma'idah[5]:81
11           Al-'An`am[6]:121
12           Al-'An`am[6]:128
13           Al-'A`raf[7]:3
14           Al-'A`raf[7]:27
15           Al-'A`raf[7]:30
16           Al-'Anfal[8]:34 (terdapat 2 kata auliyaa’)
17           Al-'Anfal[8]:72
18           Al-'Anfal[8]:73
19           At-Taubah[9]:23
20           At-Taubah[9]:71
21           Yunus[10]:62
22           Hud[11]:20
23           Hud[11]:113
24           Ar-Ra`d[13]:16
25           Al-'Isra'[17]:97
26           Al-Kahf[18]:50
27           Al-Kahf[18]:102
28           Al-Furqan[25]:18
29           Al-`Ankabut[29]:41
30           Al-'Ahzab[33]:6
31           Az-Zumar[39]:3
32           Fussilat[41]:31
33           Ash-Shuraa[42]:6
34           Ash-Shuraa[42]:9
35           Ash-Shuraa[42]:46
36           Al-Jathiyah[45]:10
37           Al-Jathiyah[45]:19
38           Al-'Ahqaf[46]:32
39           Al-Mumtahanah[60]:1
40           Al-Jumu`ah[62]:6

Berikut adalah makna auliyaa’ dalam Al-Quran setelah melihat ayat dan penjelasan tafsirnya:

1       Al-Baqarah[2]:257 = pelindung, pembela, pemberi petunjuk.
Allah pelindung (waliy) orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya (auliyaa’) adalah setan, …”
2       'Ali `Imran[3]:28 = pemimpin, orang yang memiliki kekuasaan atau pengaruh sehingga dapat menimbulkan ancaman dan ketakutan, wali, pelindung, penolong.
“Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin (auliyaa’), melainkan orang-orang beriman ….””
3       'Ali `Imran[3]:175 = teman-teman setia, teman-teman yang saling terikat dan cenderung kepadanya.
Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya (auliyaa’), …”
4       An-Nisa'[4]:76 = kawan-kawan yang menyokong/mendukungnya.
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Ṭhaghut, maka perangilah kawan-kawan (auliyaa’) setan itu, …”
5       An-Nisa'[4]:89 = pelindung, penolong , teman-teman setia, pembela (menunjukkan rasa cinta).
Mereka (orang munafik) ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kamu menjadi sama (dengan mereka). Janganlah kamu jadikan dari antara mereka sebagai teman-teman(mu) (auliyaa’), sebelum mereka berpindah pada jalan Allah.”
6       An-Nisa'[4]:139 = pemimpin, teman-teman setia yang memiliki kekuatan/kekuasaan, orang yang kita berikan loyalitas.
(yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin (auliyaa’) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah.”
7       An-Nisa'[4]:144 = pemimpin, pelindung, penolong, wali.
Janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin (auliyaa’) selain dari orang-orang mukmin.”
8       Al-Ma'idah[5]:51 = 2 kata auliyaa’ bermakna orang yang diikuti, dicintai, pemimpin, pelindung, teman yang kita memberikan kesetiaan.
Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin/pelindung/teman setia(mu) (auliyaa’); mereka satu sama lain saling melindungi.”
9       Al-Ma'idah[5]:57 = pemimpin, wali, tempat berlindung, yang kita setia kepada mereka.
Janganlah kamu menjadikan pemimpinmu (auliyaa’) orang-orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu dan orang-orang kafir (orang musyrik).”
10     Al-Ma'idah[5]:81 = penolong-penolong, teman setia.
Dan sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Muhammad) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya, niscaya mereka tidak akan menjadikan orang musyrik itu sebagai teman setia (auliyaa’).”
11     Al-'An`am[6]:121 = kawan-kawan.
Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya (auliyaa’) (dari golongan manusia) agar mereka membantah kamu.”
Dalam Q.S. An-Naas 4-6: “dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, yaitu (setan) dari (golongan) jin dan manusia.”
12     Al-'An`am[6]:128 = kawan-kawan/pihak yang ditaati.
Wahai golongan jin! Kamu telah banyak (menyesatkan) manusia." Dan kawan-kawan (auliyaa’) mereka dari golongan manusia (yaitu mereka yang mau menaatinya) berkata, …”
13     Al-'A`raf[7]:3 = pemimpin-pemimpin yang kamu taati.
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin (auliyaa’).”
14     Al-'A`raf[7]:27 = pemimpin/yang diikuti/yang didukung.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin (auliyaa’) bagi orang-orang yang tidak beriman.”
15     Al-'A`raf[7]:30 = pelindung.
Mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung (auliyaa’) selain Allah.”
16     Al-'Anfal[8]:34 = 2 kata auliyaa’ bermakna orang-orang yang berhak menguasainya
“… dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya (auliyaa’)? Orang yang berhak menguasai(nya) (auliyaa’), hanyalah orang-orang yang bertakwa, …”
17     Al-'Anfal[8]:72 = pelindung (saling melindungi dan tolong menolong).
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah … mereka itu saling melindungi (auliyaa’) satu sama lain.”
18     Al-'Anfal[8]:73 = pelindung (saling melindungi dan tolong menolong).
Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi (auliyaa’) sebagian yang lain.”
19     At-Taubah[9]:23 = wali, penguasa, pelindung, orang yang dicintai dan dibela.
Janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pelindung (auliyaa’), jika mereka lebih menyukai kekafiran daripada keimanan.”
20     At-Taubah[9]:71 = penolong.
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong (auliyaa’) bagi sebagian yang lain.”
21     Yunus[10]:62 = wali, orang yang dekat.
Ingatlah wali-wali (auliyaa’) Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
22     Hud[11]:20 = penolong.
Mereka tidak mampu menghalangi (siksaan Allah) di bumi, dan tidak akan ada bagi mereka penolong (auliyaa’) selain Allah.”
23     Hud[11]:113 = penolong yang dapat menghindarkan dari ancaman
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong (auliyaa’) pun selain Allah,”
24     Ar-Ra`d[13]:16 = pelindung-pelindung berupa berhala-berhala atau sesembahan lain.
Pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung (auliyaa’) selain Allah, …”
25     Al-'Isra'[17]:97 = penolong-penolong yang dapat memberikan petunjuk/pertolongan.
dan barang siapa Dia sesatkan, maka engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong (auliyaa’) bagi mereka selain Dia.”
26     Al-Kahf[18]:50 = pemimpin yang kemudian kalian taati mereka.
Pantaskah kamu menjadikan dia (Iblis) dan keturunannya sebagai pemimpin (auliyaa’) selain Aku, …”
27     Al-Kahf[18]:102 = penolong-penolong.
Maka apakah orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong (auliyaa’) selain Aku?”
28     Al-Furqan[25]:18 = pelindung.
Mereka (yang disembah itu) menjawab, “Mahasuci Engkau, tidaklah pantas bagi kami mengambil pelindung (auliyaa’) selain Engkau, …”
29     Al-`Ankabut[29]:41 = pelindung-pelindung/sembahan selain Allah yang mereka harapkan dapat memberi manfaat kepada diri mereka.
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung (auliyaa’) selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah.”
30     Al-'Ahzab[33]:6 = saudara-saudaramu (seagama) yang tidak mempunyai hubungan darah.
“ … kecuali kalau kamu hendak berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama) (auliyaa’).”
*ayat tentang waris dan wasiat.
31     Az-Zumar[39]:3 = pelindung /sembahan/berhala.
Dan orang-orang yang mengambil pelindung (auliyaa’) selain Dia (berkata), …”
32     Fussilat[41]:31 = pelindung-pelindung yang akan mengayomi dan dapat memberikan apa yang kalian inginkan/minta.
Kamilah pelindung-pelindungmu (auliyaa’) dalam kehidupan dunia dan akhirat.”
33     Ash-Shuraa[42]:6 = pelindung /sembahan/berhala.
Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung (auliyaa’) selain Allah, …”
34     Ash-Shuraa[42]:9 = pelindung/penolong/sembahan/berhala.
Atau mereka mengambil pelindung-pelindung (auliyaa’) selain Dia? Padahal Allah, Dialah pelindung (waliy) (yang sebenarnya).”
35     Ash-Shuraa[42]:46 = pelindung yang dapat memberikan pertolongan.
“Dan mereka tidak akan mempunyai pelindung (auliyaa’) yang dapat menolong mereka selain Allah.”
36     Al-Jathiyah[45]:10 = pelindung /sembahan/berhala.
dan tidak pula (bermanfaat) apa yang mereka jadikan sebagai pelindung-pelindung (mereka) (auliyaa’) selain Allah.”
37     Al-Jathiyah[45]:19 = penolong/pelindung.
“Dan sungguh, orang-orang yang zalim itu sebagian menjadi pelindung (auliyaa’) atas sebagian yang lain, sedangkan Allah pelindung (waliy) bagi orang-orang yang bertakwa.”
38     Al-'Ahqaf[46]:32 = pelindung yang dapat memberikan pertolongan.
“padahal tidak ada pelindung (auliyaa’) baginya selain Allah.”
39     Al-Mumtahanah[60]:1 = teman-teman setia, saudara/famili, orang yang disayangi yang kemudian diiringi dengan sikap menolong dan membela.
Janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu (yakni orang kafir) sebagai teman-teman setia (auliyaa’) sehingga kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang, …”
40     Al-Jumu`ah[62]:6 = kekasih/yang dekat.
“… mengira bahwa kamulah kekasih (auliyaa’) Allah, …”

Secara ringkas tingkatan hubungan “auliyaa’” dalam Al-Quran adalah sebagai berikut:
Allah adalah waliy bagi orang beriman.
Auliyaa’-nya Allah adalah wali/kekasih Allah.
Auliyaa’-nya orang kafir adalah thaghut.
Auliyaa’-nya syetan maupun jin ingkar adalah pengikutnya dari golongan jin dan manusia.
Auliyaa’-nya orang-orang yang ingkar (tidak percaya) adalah syetan.
Auliyaa’-nya orang kafir adalah sembahan selain Allah.
Auliyaa’-nya orang beriman adalah orang beriman.
Auliyaa’-nya orang kafir adalah orang kafir.
Auliyaa’-nya orang zalim adalah orang zalim.
Larangan orang beriman menjadikan auliyaa’-nya orang kafir.
Larangan manusia menjadikan auliyaa’-nya selain Allah.

Dari 42 kata auliyaa’ yang tersebar dalam 40 ayat di atas beserta tafsirnya, dapat kita simpulkan sebagai berikut:

Cakupan makna auliyaa’ meliputi: wali, pelindung, tempat berlindung, penolong, pembela, pemberi petunjuk, pihak yang ditaati, yang didukung, pemimpin, orang yang memiliki kekuatan/kekuasaan atau pengaruh sehingga dapat menimbulkan ancaman dan ketakutan, yang dapat memberi pertolongan, yang dapat memberi ancaman, orang yang menguasai, orang yang kita berikan loyalitas, orang yang diikuti, orang yang dicintai, orang yang dibela, orang yang dekat, kekasih, teman-teman setia, teman-teman yang kita setia pada mereka, teman-teman yang saling terikat dan cenderung kepadanya, kawan-kawan yang menyokong/mendukungnya, menunjukkan rasa kasih sayang/cinta, saling melindungi/menolong, pelindung  yang mereka harapkan dapat memberi manfaat kepada diri mereka, pelindung yang akan mengayomi dan dapat memberikan apa yang kalian inginkan/minta, pelindung-pelindung berupa berhala-berhala atau sesembahan lain, saudara/famili, orang yang disayangi yang kemudian diiringi dengan sikap menolong dan membela.

Secara ringkas, auliyaa’ adalah:
1.      hubungan berupa ikatan atau kecenderungan
2.      kepada seseorang yang kita ikuti/taati/berikan loyalitas/kesetiaan
3.      yang dengannya dapat memberi pengaruh, baik berupa manfaat/pertolongan maupun ancaman
4.      sehingga menimbulkan rasa kasih sayang (cinta) dan/atau
5.      menimbulkan sikap untuk melindungi/menolong/mendukung/membela

Maka larangan menjadikan orang kafir sebagai auliyaa’ adalah mencakup seluruh pengertian di atas, yaitu larangan menjadikannya sebagai wali, penolong, pelindung, pemimpin, teman setia, orang yang diikuti/didukung, ataupun orang yang disayang/dicintai dengan meninggalkan orang mu’min.

Catatan Penting:

9:7. ... MAKA SELAMA MEREKA BERLAKU LURUS TERHADAPMU, HENDAKLAH KAMU BERLAKU LURUS (PULA) TERHADAP MEREKA.  Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.

60:8. Allah tiada melarang kamu untuk BERBUAT BAIK DAN BERLAKU ADIL TERHADAP ORANG-ORANG YANG TIADA  MEMERANGIMU KARENA AGAMA DAN TIDAK (PULA) MENGUSIR KAMU DARI NEGERIMU. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

42:15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan AKU DIPERINTAHKAN SUPAYA BERLAKU ADIL DI ANTARA KAMU. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. BAGI KAMI AMAL-AMAL KAMI DAN BAGI KAMU AMAL-AMAL KAMU. TIDAK ADA PERTENGKARAN ANTARA KAMI DAN KAMU, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya lah kembali (kita)"

“Barang siapa mengganggu seorang dzimmi [kafir yang tidakmemerangi dan hidup berdamai dengan Islam], SUNGGUH IA TELAH MENGGANGGUKU dan barang siapa menggangguku SUNGGUH IA TELAH MENGGANGGU ALLAH. [HR Thabrani dengan Isnad Hasan]

Orang-orang yang dimaksud dalam ayat di atas adalah orang-orang kafir (baik kafir dzimmi maupun kafir ‘ahdi) yang tidak menyakiti kaum muslimin, tidak memerangi, tidak mengusir, terikat perjanjian, yang berlaku lurus dan baik kepada kaum muslimin, yang hidup berdamai dengan kaum muslimin. Kita diperintahkan untuk berbuat baik dan adil dalam bermuamalah. Tetapi, kita tidak boleh mencintai mereka. Allah Ta’ala berfirman, “Berbuat baik dan berlaku adil,” bukan dengan kalimat loyal dan cintailah mereka.

Semoga bermanfaat :)
---------------

Catatan:

Dalam tulisan ini, pembahasan masih terbatas pada tafsir ayat, dan terbatas pada ayat-ayat tentang auliyaa’. Adapun untuk lebih memahami secara mendalam, masih ada topik-topik lain yang sangat terkait dan tidak dapat dipisahkan, seperti:

1.        Pembahasan prinsip aqidah Al-Wala’ wal Bara’ yang merupakan kaidah yang sangat urgent (penting) dalam keseluruhan muatan syariat Islam, dan menjadi bagian dari makna syahadat serta merupakan bagian dari ikatan iman yang paling kuat. Apabila seorang muslim memahami kaidah prinsip ini, maka seandainya tidak ada ayat Al-Maidah 51 pun ia sudah pasti tidak akan salah dalam berpihak maupun mengambil tindakan.
2.        Pembahasan 12 krakteristik (tabiat) agama Islam, salah satunya adalah “agama daulah dan ibadah”, yang menghendaki ahli ibadah dalam ahli politik dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Ahli ibadah tetapi tidak ahli politik akan mudah dikotak-kotakkan. Ahli politik tetapi tidak ahli ibadah akan mudah terseret arus dan fitnah. Dan ahli ibadah tentulah beriman.
3.        Pembahasan mengenai batasan serta makna toleransi dan muamalah dengan non muslim, termasuk dengan “sesama muslim”.
4.        Pembahasan mengenai berlaku adil dan berbuat baik kepada non muslim.
5.        Pembahasan mengenai Ulil Amri atau disebut juga Waliyul Amri.
6.        Pembahasan mengenai fitnah akhir zaman.

-------------------------------------------- 

Referensi: Al-Quran AlHadi, Tafsir Jalalain, Polisemi Kata 'Wali' dalam Al-Quran (2011), Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur'an “Hidayatul Insan bi tafsiril Qur’an (Rangkuman dari Berbagai Kitab-Kitab Tafsir), http://alquranalhadi.com

Selengkapnya: Tafsir dan Asbabun Nuzul Ayat-Ayat tentang Auliyaa' :

1. RANGKUMAN TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG AULIYAA' (LARANGAN MENJADIKAN ORANG KAFIR SEBAGAI AULIYAA')
2. TAFSIR IBNU KATSIR & ASBABUN NUZUL AYAT-AYAT TENTANG AULIYAA' (LARANGAN MENJADIKAN ORANG KAFIR SEBAGAI AULIYAA')

Tambahan:

Dalam konsep semantik, ada lebih dari satu kata untuk mewakili satu gagasan atau makna. Ada pula sebuah kata yang mempunyai makna lebih dari satu dan ini sering disebut dengan polisemi.

Berdasarkan kamus Al-Munawwir (Kamus Arab-Indonesia), kata auliy bermakna (1) yang mencintai (2) teman, sahabat (3) yang menolong (4) orang yang mengurus perkara seseorang atau wali.

Sedangkan dalam kamus Al-‘Arsy (Kamus Arab-Indonesia), kata auliy bermakna (1) wakil, pejabat pelaksana, karetaker (2) penolong (3) sahabat, teman (4) wali, orang yang bertaqwa (5) tuan, kepala (6) yang mencintai (7) orang yang mengurus perkara seseorang (8) tetangga (9) sekutu (10) pengikut (11) pemilik (12) penanggung jawab, kepala, pimpinan (13) putra mahkota (14) wali yang diwasiatkan (15) pengasuh anak yatim (16) dermawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar